Minggu, 02 Desember 2012


Budidaya Ikan air Tawar Dengan Sistem Keramba Jaring Apung (KJA)
buana indahBudidaya sistem keramba jaring apung adalah sebuah model sistem budidaya yang efisien, efisien scara teknis maupun ekonomis.
pada luasan yang sempit kita dapat melipatgandakan hasil tanpa harus menambah biaya yang besar, tentu saja pola yang di gunakan adalah mengintensifkan pola budidaya nya, memang ahirnya akan berdampak pada biaya tinggi. tetapi kalo meguntungkan gak masalah kan ?

Pembuatan KJA
Secara sederhana satu unit (KJA) 4 kolam dan satu rumah jaga (dapat juga digunakan sekaligus sebagai gudang), denga ukuran tiap kolam (7×7) m2 atau dengan luas total (15,8 X 15,8) m2.
Pelampung disusun dari styrofoam yang dibagi dua sama lebar (bisa juga dari drum atau tong plastik). Idealnya untuk satu unit KJA memerlukan 37 buah pelampung dengan jarak antara pelampung satu dengan yang lain 1,7 m. Agar posisinya konstan, tiap pelampung diikat dengan 2 karet timba yang mengait pada rangka.
Setelah kerangka dan pelampung selesai terakit, maka bambu gombong yang digunakan sebagai pijakan badan kolam pun segera dipasang. Pemasangan dilakukan di dalam air. Panjangnya disesuaikan dengan panjang rangka. Agar posisi konstan maka antar gombong ditahan dengan kaso yang dipaku pada badan gombong, dan untuk menguatkan posisi badan kolam dengan gombnong maka setiap celah antar pelampung diikat dengan karet ban.
Pembuatan geladak dilakukan setelah kaso dipasang pada kerangka. Peletakannya disesuaikan pada lobang paku yang telah dibuat. Setelah terpasang, bambu dipotong disesuaikan panjang kerangka pada geladak dan selanjutnya dipakukan pada kaso. Umumnya geladak terdiri dari 6 sampai 10 batang bambu.
Setelah proses intaslasi kolam selesai dilakukan pemasangan jangkar. Jangkar yang digunakan terbuat dari batu kali yang di bungkus karung diikat dengan tali plastik Æ 20 mm. Satu jangkar memerlukan batu kali sebanyak 200 – 240 Kg. Secara teknis untuk menjaga mobilitas kolam, penempatan batu jangkar berjarak 50 m dari posisi unit KJA. Dengan kata lain, panjang tali ideal yang dibutuhkan untuk tiap jankar adalah 50 m + kedalaman air.
Satu unit ukuran kerangka luar adalah 15,8 X 15,8 m2 terdiri 4 kolam masing – masing berukuran 7X7 m2. Jaring dipasang dengan mengikatkan tali dari tiap ujung jaring dengan pengait yang pada tiap sudut bagian dalam kolam. Untuk mendapatkan bentuk bujur sangkar dengan volume penuh, maka pada tiap ujung dan tengah jaring dipasang pemberat (@ 3 kg). Dengan demikian maka tiap jaring menggunakan 8 buah pemberat.
Jaring kolor dipasang di luar rangka dengan mengikatkan tali pada tiap ujung jaring dengan sudut terluar rangka. Sebagai jaring lapis kedua, fungsi jaring kolor (yang selanjutnya disebut kolor) adalah mewadahi keempat jaring yang ada di dalamnya. Agar bentuknya konstan, kolor perlu diberi 16 pemberat (@ 5 kg) dengan rincian : 12 buah pemberat dipasang diantara sisi luar rangka kolor dan 4 buah sisanya pada tiap sisi dalam pembatas antar kolam.
Ukuran mata jaring disesuaikan dengan ukuran benih yang ditebar dan ukuran panen. Mata jaring 0,75 “ digunakan untuk pendederan benih ukuran 5 s.d. 10 gram. Sedangkan mata jaring 1,0” dugunakan untuk pembesaran ikan ukuran 10 gram s.d. panen (300 gram). Untuk jaring kolor yang digunakan berukuran 15,8X15,8X6 m3 menggunakan jaring dengan ukuran mata jaring 1,25”.
contoh gambar kolam kja
buana indahbuana indahbuana indah
Teknis Budidaya
KJA menggunakan sistem double layer (jaring ganda) artinya pada satu luasan kolam terdapat 2 atau lebih jaring untuk jenis ikan yang berbeda tetapi  saling mendukung. dalam hal ini kami menggunakan ikan mas sebagai produk utama yang di kembankan di jaring bagian atas, sedangkan jaring kolor (jaring bagian bawah) di pelihara ikan nila, bisa juga ikan patin/jambal dan bahkan bisa gabungan keduanya nila dan patin.
pemilihan ikan nila sebagai produk sekunder adalah karena tidak memerlukan pakan khusus, ikan nila bisa mencapai pertumbuhan cukup baik dengan hanya memakan sisa – sisa pakan yang tidak termanfaatkan/ tidak terkonsumsi dari ikan ikan mas yang ada di atasnya, selain itu ikan nila dapat memakan lumut lumut yang ada di jaring, dua keuntungan sekaligus yaitu membersihkan jaring dan meningkatkan hasil.
umumnya ikan mas ditanam pada jaring ukuran 7 X 7 m dengan padat tebar 8.000 – 10.000 ekor, diberi pakan pelet 4-5 kali perhari.  Biasanya untuk mencapai ukuran konsumsi  masa tanam sekitar 2,5 – 3 bulan tergantung ukuran ikan yang di kehendaki.
Berbeda dengan ikan nila yang di tanam di jaring kolor dengan ukuran 14 X 14 m dengan masa tanam 6-7 bulan.  ikan nla tidak di beri prlakuan pakan khusus, hanya saja terkadang suka di beri tambahan pakan yang berasal dari bahan bahan / limbah pertanian lokal seperti singkong, mie ataupun roti.
Selain ikan nila, jaring kolor juga dapat di gunakan untuk ikan patin, sama seperti nila, patin juga tidak memerlukan perlakuan pakan  khusus, kecuali jika ingin mempercepat masa panen. sebab patin termasuk lambat pertumbuhannya jika tidak di beri pakan khusus, satu masa tanam bisa mencapai 12 bulan.
ada teknik  khusus untuk mensiati hal itu sebenarnya, yaitu dengan menggabungkan ikan nila dan patin dalam satu jaring kolor. jadi dalam satu tahun bisa panen tiga kali ikan mas, dua kali ikan nila dan satu kali ikan patin, tanpa ada penambahan biaya yang terlalu signifikan.
koq bisa ? emang panennya gimana ?
Teknis Panen
KJA menggunakan jaring jadi panennya gak terlalu sulit tinggal angkat, tarik, gulung udah dech……
pertama jaring di angkat dengan menggunakan gombong (bambu panjang yang besar dan kuat), gombong di masukkan / di letakkan di bawah jaring yang akan di panen lalu di tarik kepermukaan setelah itu didorong/digeser ke sisi dimana ikan kelak akan di timbang dan di packing.
setelah di gorok (istilah untuk prosesi tadi) dilakukan penyortiran ikan, penyortiran ini di perlukan untuk memisahkan ikan berdasarkan ukuran, sehingga akan memudahkan pada saat packing nantinya selain itu juga untuk membersihkan dari ikan ikan penggagu bila ada.
Pemilihan ikan, penggorokan jaring dan penyortiran semuanya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari tinggi dan sebelum ikan dikasih makan, hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi kematian pada saat pengangkutan ikan dari kolam ke konsumen.
Penimbangan dan pengepakan ikan kedalam kantong kantong plastik beroksigen (istilahnya di balon) dilakukan pada saat sore atau malam hari, ketika cuaca sudah teduh sehingga ikan tidak mengalami tekanan panas dalam perjalanan.
contoh analisa usaha
biaya yang di butuhkan untuk membuat satu unit (4 petak) KJA
no
Uraian
sat
vol
harga satuan
total harga
A. Biaya Sarana Produksi
1
Pembuatan kolampetak44,500,00018,000,000
2
alat perikanan dan perkolamanunit13,000,0003,000,000
sub jumlah
21,000,000
B. Biaya Modal Kerja
1
Benih ikan mas (3 bulan)Kg20019,0003,800,000
2
Benih Ikan Nila (6 bulan)Kg20018,0003,600,000
3
benih Ikan Patin (12 bulan)ekor10,0005005,000,000
4
Pakan (3bulan)Kg2,0005,20010,400,000
5
Tenaga KerjaOrang1500,000500,000
sub jumlah
23,300,000
C. Biaya Lain-lain
1
Atk dan Admnistrasi1500,000500,000
-
sub jumlah
500,000
total jumlah (A+B+C)
44,800,000
analisa kelayakan usaha
a. Investasi
1
Sarana Produksi
Pembuatan Kolam18,000,000
alat perikanan dan perkolaman3,000,000
jumlah
21,000,000
2
Modal Kerja (12 bulan)
Benih ikan mas15,200,000
Benih Ikan Nila7,200,000
Benih ikan Patin20,000,000
Pakan124,800,000
Tenaga Kerja6,000,000
jumlah
173,200,000
jumlah investasi (1+2)
194,200,000
b. Biaya Tetap
penyusutan alat perikanan dan perkolaman
2 /12 X 3.000.000500,000
penyusutan perkolaman
3 / 12 X 18.000.0002,250,000
jumlah
2,750,000
c.Total Biaya Produksi
= Modal Kerja + Biaya Tetap175,950,000
d. Penerimaan atau Penjualan
@ 1200kg ikan mas/kolam
harga ikan mas 12.000/kg230,400,000
@ 700kg ikan nila/kolam
harga ikan nila 8000/kg11,200,000
@ 1500kg ikan patin/kolam
harga ikan patin 8000/kg12,000,000
253,600,000
e. Analisa Biaya Manfaat
1
Keuntungan77,650,000
2
Arus Uang Tunai80,400,000
3
Pay Back Periode5
4
Analisa R / C1.44

BUDI DAYA IKAN NILA MERAH DALAM KERAMBA JARING APUNG


Ikan nila merah mampu hidup pada perairan tawar,payau dan laut. selama ini produksi ikan nila merah sebagian besar masih diproduksi dari hasil budidaya air tawar. Karena mampu beradaptasi pada kondisi perairan dengan rentang salinitas yang lebar maka ikan nila merah berpotensi untuk dibudidayakan di laut dengan sistem KJA.
Ikan nila merah mempunyai keunggulan antara lain:
(1) ikan nila merah respons terhadap pakan buatan (2) pertumbuhan cepat (3) dapat hidup dalam kondisi kepadatan tinggi (4) nilai perbandingan antara konsumsi pakan dan daging yang dihasilkan lebih rendah (5) tahan terhadap penyakit dan lingkungan perairan yang tidak memadai (6) rasanya enak dan banyak digemari masyarakat.
PERSYARATAN LOKASI
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi budi daya diantaranyafisika, kimia dan biologi perairan. Ketersediaan bahan untuk rakit dan keramba, kemudahan mendapatkan benih dan pakan, daya serap pasar serta keamanan juga mesti diprhatikan. Teluk yang terlindung dari ombak dan badai memiliki pola penggantian massa air yang lancar dan bebas pencemaran baik dari limbah industri maupun limbah rumah tangga.
Beberapa kriteria peubah lingkungan untuk budi daya ikan nila merah dalam KJA yaitu salinitas 0-33 ppt, (asal perubahan salinitas harian tidak lebih 10ppt) temperatur 25-32°c, pH 6,5-8,5, oksigen terlarut 4-8 ppm, kecepatan arus 10-20 cm/dt, tinggi gelombang <1m, kecerahan >3m, dan kedalaman air 10-20 m.
DISAIN DAN KONSTRUKSI WADAH
1.Rakit
Sebagai tempat keramba dapat dibuat dari kayu, pipa besi anti karat atau bambu.
2.Pelampung
-Berupa drum plastik volume 200 liter.
-Satu unit KJA berukuran 5x5 m memerlukan 8-9 pelampung.
3.Pengikat
-Pengikat rakit bambu8 sebaiknya digunakan kawat yang berdiameter 4-5 mm.
-Rakit yang terbuat dari kayu atau pipa besi sebaiknya disambung dengan sistem baut.
-Untuk mengikat pelampung ke rakit, digunakan tali plastik yang berdiameter 5-6 mm.
4.Jangkar
berfungsi untuk menjaga rakit tidak terbawa arus.
5.Keramba
Keramba dibuat dari trawl yang bahannya dari polythene. ukuran mata jaring tergantung dari ukuran ikan yang akan di budidayaka.
6.Pemberat
-Berfungsi sebagai penahan arus agar jaring tetap simetris.
-Pada setiap sudut harus diberi pemberat dari batu timah atau semen cor (2-5 kg).
PENGELOLAAN BUDI DAYA
1. Pengadaan dan Pengangkutan Benih
a) Pengadaan Benih
Benih nila merah didatangkan dari balai benih dengan memesan benih nila merah yang unggul dengan ukuran yang seragam. Apabila ingin melakukan budidaya secara monoseks dipesan benih yang berjenis kelamin jantan. Ikan nila merah jantan lebih cepat tumbuh dan mempunyai ukuran lebih besar dari betina dengan waktu pemeliharaan yang sama.
b) Pengangkutan Benih
Apabila pengangkutan membutuhkan waktukurang dari 4 jam sebaiknya dilakukan dengan sistem terbuka. sedangkan apabila lebih dari 4 jam, pengangkutan dapat dilakukan dengan sistem tertutup menggunakan kantong plastik yang ditambahkan oksigen.
2. Penebaran Benih
Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari. Sebelum penebaran harus diperhatikan kondisi kualitas air. Bila kualitas air air pengangkutan beda dengan kualitas air lokasi budidaya, maka perlu dilakukan adaptasi secara perlahan-lahan terutama terhadap salinitas dan suhu. padat tebar yang optimal untuk diaplikasikan adalah 500 ekor/m³ dengan berat awal benih 15-20 g/ekor dan waktu pemeliharaan 3 bulan untuk sistim budidaya tunggal kelamin (jantan saja).
3.Pemberian Pakan
Ikan nila merah disamping bersifat herbivora juga bersifat omnivora sehingga dapat diberikan pakan buatan (pellet). pakan buatan yang diberikan adalah pellet dengan kandungan protein 26-28 sebanyak 3% per berat badan perhari dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam.
4. Perawatan Wadah
•Ganti keramba setiap bulan
•Bersihkan keramba dengan menjemur terlebih dahulu untuk memudahkan pelepasan fouling
•Pembersihan dapat dilakukan dengan penyikatan atau penyemprotan dengan pompa bertekanan tinggi
•Polikultur dengan ikan beronang dapat mengendalikan lumut dan alga yg menempel pada jaring
•Pemberian beberapa ekor bintang laut dalam keramba dapat mengendalikan perkembangan populasi kekerangan
PENYAKIT DAN PENCEGAHANNYA
Untuk mengetahui jenis penyakit dan cara pencegahannya diperlukan diagnosa gejala penyakit. Gejala penyakit untuk ikan nila merah yang dibudidayakan dapat diamati dengan tanda-tanda sebagai berikut:
a). Penyakit pada kulit dengan gejala pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna dan tubuh berlendir.
Gejala penyakit ini dikendalikan dengan: (1) merendam dalam larutan PK (Kalium Permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2 g/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian. (2) Merendam dalam Negovon (Kalium Permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5%.
b.) Penyakit pada insang dengan gejala tutup insang bengkak, lembar insang pucat/keputihan, pengendalian sama dengan di atas.
c.) Penyakit pada organ dalam dengan gejala perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak gesit, pengendalian sama dengan di atas.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit pada budidaya ikan nila merah di KJA adalah: (1) hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas, (2) pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. (3) hindari penggunaan pakan yang sudah berjamur.
PANEN
Padat penebaran 500 ekor/m³ dan lama pemeliharaan 3 bulan, dapat dipanen ikan nila merah dengan produksi 85 kg/m³ dan sintasan 84%.
Pemanenan ikan di KJA mudah dilakukan namun harus hati-hati untuk mencegah terjadinya luka akibat gesekan atau tusukan sirip ikan lainnya, yaitu dengan mengangkat dasar keramba perlahan-lahan. Salah satu sisi keramba harus tetap berada dalam air untuk memungkinkan ikan berkumpul.
Seleksi ukuran dapat dilakukan terhadap ikan yang sudah terkumpul di sisi keramba dan ditangkap dengan menggunakan seser secara perlahan-lahan. Sistem pemanenan dapat dilakukan secara total atau selektif tergantung dari krbutuhan.
Tabel 1. Analisis usaha produksi ikan nila merah dalam KJA/musim (2 musim/tahun)
 No Uraian Jumlah Harga Satuan (Rp) Nilai(Rp)Umur (Th)Penyusutan/Tahun
 1
 Biaya Investasi
 - Rakit (10x10 m)
 - Rumah jaga (6x6m)
 - Perahu katingting
 - Jaring keramba 6 m³
 1
1
1
32
 12.000.000
6.000.000
6.000.000
300.000
 12.000.000
6.000.000
6.000.000
9.600.000
 6
6
3
2
 2.000.000
1.000.000
2.000.000
4.800.000
 Total I33.600.000  9.800.000
 II
 A
 Biaya operasional/th Biaya tetap
1.Biaya perawatan5%
2.Penyusuta/tahun
3.Bunga modal 15%
 0,05
1
0,15
 33.600.000
9.800.000
33.600.000
1.680.000
9.800.000
5.040.000
-
-
-
-
-
-
 Jumlah II A16.520.000 
 B
Biaya tidak tetap
1. Gelondonganikan nila (sintasan pengangkutan 90%, 16 unit x 500 ekor x 6 m³ x 2 mt
2. Pakan pellet (kg)
96.000x0.8x035xRKP4)
3. Tenaga kerja 2 orang (OB)
4. Biaya lain-lain 5%
 99.000
107.520
24
0,05
500
2.000
4.500
98.360.000
49.500.000
215.040.000
10.800.000
4.918.000
 -
-
-
-
 -
-
-
-
 Jumlah II.B 270.538.000
 Total II.A + II.B 287.058.000
 III
Penerimaan per tahun
- Produksi ikan nila (kg)
(SR 0,8x96.000 ekor x 400g)
 30.720 15.000 307.200.000 - -
 Total III 307.200.000
 IV
Analisis Biaya Manfaat
- Penerimaan kotor (III-II)
- Pajak 10% dari penerimaan kotor
- Perputaran uang sebelum dipotong pajak (IV+IIA2)
- Laba operasional (III-II.B)
- Pendapatan bersih (IV.3-IV.2)
- Jangka waktu pengembalian (I: IV.5) x 12 bulan
- Imbangan penerimaan biaya (R/C ratio) (III.II)
- Cash flow (IV.5+IIA.2)
- Rentabilitas ekonomi (IV.5/total I)x100%)
- BEP=jumlah II.A: (1-jumlah II.B/ total III)
 20.142.000
2.014.200
29.942.000
36.662.000
27.927.800
14,44
1,07
37.727.800
83,12
138.425.181
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-