Senin, 04 Juli 2011

Baby koi


IKAN KOI

Ikan Koi Bawa Hoki

Ada yang percaya ikan koi membawa keberuntungan. Maka, lukisan bergambar sembilan ikan koi pun laris dibeli. Namun banyak juga yang tidak percaya mitos itu.

“Yang benar adalah hoki dulu, punya banyak uang, baru beli ikan koi,” itulah komentar warga lainnya. Yang pasti, memelihara ikan koi membawa kesenangan tersendiri.

Warnanya yang mencolok dan gaya berenangnya, menjadi hiburan tersendiri. Tak heran bila ikan yang dijadikan ikan nasional Jepang ini harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Bahkan, di kalangan pecinta ikan hias, ikan koi dapat menjadi investasi yang menggiurkan. Biasanya, ikan koi ini dipelihara di kolam yang memiliki sirkulasi air. Sebab, kualitas ikan ini tergantung pada lingkungan hidupnya.

Ikan yang dapat hidup hingga 70 tahun ini membutuhkan air mengalir dan kadar oksigen yang cukup. Bila Anda termasuk penyuka ikan koi, bisa datang ke Bintaro. Di wilayah ini terdapat House of Koi milik Rudy Choirudin. Bagi Rudy, memelihara ikan koi adalah seni. Keunikan koi adalah masing-masing jenis memiliki ciri khas.

“Hanya ada satu ikan dengan satu corak. Tidak akan ada ikan yang menyerupai yang lain,” ujarnya. Selain itu, daya tahannya juga tidak sama. “Dari 10 ribu ekor ikan, tidak semuanya dapat bertahan hidup,” jelas pria yang dikenal ahli memasak ini. Itu sebabnya, makin besar koi makin mahal harganya. Ukuran tubuh yang besar menunjukkan kemampuan bersaingnya. Ikan yang besar akan mendapat predikat paling hebat, hingga harganya juga melambung.

Ternyata, keindahan koi juga sangat tergantung dari cara memandangnya. “Melihat koi di kolam lebih menarik daripada melihat koi di akuarium,” tutur Rudy. Bila berada di akuarium, koi terlihat seperti ikan mas biasa. Sebaliknya, bila melihat koi di kolam, bisa dilihat sisi punggungnya yang indah.

“Jadi, seninya ada pada cara melihat koi. Keindahan itu terlihat bila kita memandang dari atas,” jelasnya. Selain indah, koi juga terkesan mempunyai kemampuan mengenali pemiliknya. Bila pemilik mendekat ke kolam, ikan itu akan datang menghampiri. Apalagi, kalau pemiliknya mencelupkan tangan ke dalam kolam. Bila makanan disebar, perilaku koi sama dengan ikan lainnya.

“Tapi, cobalah memberi makan dengan mencelupkan tangan. Dari situlah ikan-ikan tersebut mengenali pemiliknya,” tutur Rudy. Ciri khas ikan ini terlihat dari warnanya, yaitu merah, hitam, putih, dan kuning. Selain itu, kombinasi warna yang biasanya berupa spot, membuat ikan ini mudah dibedakan dari ikan hias lainnya.

Hama / Penyakit

Busuk Sirip / Ekor (Fin/Tail Rot)

Busuk sirip atau busuk ekor merupakan fenomena terjadinya proses pembusukan atau kerusakan pada sirip atau ekor ikan. Hal ini biasanya diawali dengan munculnya garis putih kelabu disepanjang sirip yang terinfeksi, kemudian dilanjutkan dengan tercabik-cabiknya bagian membran halus sirip yang dimulai dari bagian tepi sirip/ekor. Daerah pembusukan biasanya akan memerah dan memar. Pelebaran pembuluh darah pada sirip, yang ditandai dengan munculnya garis-garis merah tegas pada sirip (Gambar 1) sering merupakan pertanda akan terjadinya busuk sirip.
Busuk sirip kadang-kadang muncul bersamaan dengan terjadinya serangan penyakit lain seperti serangan busuk mulut. Atau dapat juga disertai dengan serangan penyakit sekunder berupa serangan jamur. Dalam kasus ini busuk sirip bisa disertai dengan gejala munculnya penampakan seperti kapas di bagian yang membusuk.

Penyebab
Berbagai hal bisa menjadi pemicu terjadinya busuk sirip, meskipun demikian bakteri merupakan penyebab utamanya. Berbagai jenis bakteri diketahui erat kaitannya dengan busuk sirip, seperti: aeromonas, pseudomonas, dan flexibacter. Bakteri-bakteri tersebut secara alamiah merupakan bagian dari fauna akuatik, sehingga secara umum bisa dijumpai dalam lingkungan akuarium. Mereka menjadi patogen bila kehadirannya menjadi berlipatganda karena sesuatu hal atau mereka manjadi lebih kuat. Beberapa kondisi pemicu busuk sirip diantaranya: Melemahnya daya tahan tubuh ikan, kerusakan fisik sirip, dan serangan bakteri sistemik.
Daya tahan tubuh ikan yang melemah sebagai akibat memburuknya kondisi lingkungan merupakan gejala umum pemicu busuk sirip. Kondisi demikian memungkinkan terjadinya serangan bakteri penyebab busuk sirip.
Sirip terluka atau rusak karena sebab fisik dapat menjadi tempat serangan bakteri busuk sirip. Kerusakan mekanik dapat terjadi seperti pada saat dijaring, berkelahi, atau bergesekan dengan dekorasi dasar akuarium atau dekorasi lainnya.
Serangan bakteri sistemik parah sering pula disertai dengan timbulnya busuk sirip atau ekor.
Pencegahan dan Pengobatan
Munculnya busuk sirip atau busuk ekor selalu disertai dengan gejala fisik yang mudah dikenali. Gejala ini bisa timbul beberapa hari sebelum pembusukan terjadi. Oleh karena itu hobiis akan memiliki waktu cukup untuk mengenali gejala tersebut sebelum sirip mulai membusuk.

Pengobatan dengan perendaman menggunakan garam bagi ikan-ikan yang toleran terhadap garam atau dengan menggunakan phenoxyethanol sering efektif dalam mengatasi infeksi bakteri dan juga serangan sekunder seperti jamur. Gentian violet dapat juga digunakan terutama bila pengobatan dengan bahan lain dirasakan kurang efektif.
Untuk mempercepat pemulihan sirip atau ekor yang membusuk, kondisi lingkungan yang optimum harus dijaga sebaik mungkin. Bila penyebab serangan busuk sirip ini adalah kondisi lingkungan yang buruk, maka perbaikan kondisi tersebut harus terlebih dahulu dilakukan sebelum treatmen lain dilakukan.
Sumber : O-FISH

Kolam Untuk Koi

Ikan koi memang ikan pajangan di kolam taman. Jika koki mungkin merajai akuarium, maka koi mungkin raja ikan hias dalam kolam taman. Ibarat pohon raksasa, koi memang lebih pantas me-nempati kolam taman yang luas dibandingkan kerabatnya koki yang bagaikan pohon bonsai lebih pantas dalam akuarium. Tentang hal ini seorang pengusaha ikan koi di daerah Jawa Barat pernah ber-komentar; Jika koi ditempatkan dalam akuarium maka yang bisa dinikmati hanyalah tubuh bagian samping saja, sedangkan kecantikan koi yang justru lebih banyak di bagian atas tubuhnya malah tidak tampak. Dengan menempatkan mereka dalam kolam taman, kita leluasa menikmati keelokan tubuhnya bukan saja bagian atas tapi juga keseluruhan tubuhnya.
Untuk bisa menikmati koi dalam kolam taman, harus kita siapkan kolam yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan koi. Artinya, kolam yang mesti kita sediakan selain memenuhi syarat teknis, juga secara estetis bisa dinikmati.

Semula orang menyangka sulit mempunyai kolam koi, karena dalam pikirannya terbayang ke-butuhan lahan yang hams cukup luas. Untuk kolam koi memang secara teknis menghendaki lahan yang luas, tapi Jika lahan tersebut tidak mungkin diusaha-kan, tentu saja masih tersedia kesempatan bagi kita yang lain untuk memenuhi keinginan kita memiliki kolam koi.
Dalam kehidupan keluarga modern kebutuhan rekreasi ditempatkan sejajar dengan kebutuhan lain-nya seperti sandang, pangan dan papan. Kolam untuk koi tidak jarang menjadi bagian dalam deko-rasi sebuah taman yang rekreatif. Artinya bahwa kolam untuk koi tidak sekedar hadir untuk tempat tinggal koi, tanpa memanjakan mata yang melihat-nya, tapi kehadiran kolam koi dalam sebuah taman harus menyatu dengan taman itu secara keseluruh-an. Dengan demikian, tembok yang membatasi air bukan menjadi pembatas dengan lingkungannya yang merupakan tanaman, melainkan justru menjadi pengikat antara kedua media yang hadir dalam taman tersebut. Berdasarkan patokan tersebut, ben-tuk kolam taman untuk koi nantinya tidak kaku dan formal, melainkan elastis dan dapat lebur dengan lingkungan kolam secara keseluruhan.

Bentuk Badan Koi

Bentuk badannya bisa dilihat saat koi berenang, karena bentuk badan yang sempurna akan berpengaruh langsung pada gaya berenangnya. Demikian pula Sebaliknya. Walaupun seekor koi mempunyai corak warna yang sangat indah dan montok, tapi Jika sirip-nya tidak lengkap, koi tersebut dinilai jelek. Walaupun tidak mutlak, Sebaiknya kedua sisi badannya simetris. Dan harus diingat, seekor induk betina yang sedang "mengandung" perutnya lebih buncit. Ini Jangan disalahartikan bahwa ikan koi tersebut perutnya tidak normal. Harus diingat pula, ada dua bentuk badan yang abnormal yaitu: cacat dan kurang makan. Jika seekor koi tak bersirip atau mata-nya hilang sebelah, jelas koi tersebut cacat dan Jangan sekali-kali dipilih kendati dijual murah. Namun Jika ada koi berperut buncit di salah satu sisi badannya, atau ada sebuah rongga kecil pada kepalanya, kalau kita berminat koi seperti itu boleh diambil, dengan harga miring tentu!
Secara rinci, bentuk badan yang harus diperhatikan adalah seperti berikut:
1. Garis punggung lurus dan punggung melengkung wajar
Jika kita perhatikan dari atas, garis punggung koi harus terlihat lurus dan ketika mereka bergerak meliuk punggungnya melengkung dengan wajar. Jika dilihat dari samping, maka garis sebelah atas badannya dan bawah badannya membentuk lengkung yang wajar. Artinya, sebelah atas badannya tidak boleh terlalu melengkung, tapi sebelah bawah juga Jangan sampai membentuk garis lurus. Koi yang ketika berenang membentuk lengkungan yang tajam pada badannya sendiri tidak pantas untuk dipilih.
2. Sirip tumbuh sempurna dan cantik
Sirip yang cantik dan besarnya sesuai dengan badannya, menjadikan koi tampak cantik. Yang paling penting di antara semua sirip adalah sirip dada. Sirip ini tidak boleh cacat karena penyakit atau cacat bawaan. Beberapa koi yang karena keku-rangan makan biasanya mempunyai sirip yang kerdil (kecil).
Sirip ekor dan sirip punggung koi sering ditemu-kan cacat. Begitu pula halnya dengan sirip perut atau sirip anal. Usahakan memilih koi yang mempunyai bentuk sirip sempurna.
3. Kepala berbentuk sempurna
Beberapa wajah koi enak dilihat, tapi beberapa lagi tidak. Ada koi yang mempunyai hidung bersan-dar ke depan, dan sebagian lagi ada yang mancung. Bentuk hidung koi ini, kendati berbeda, keduanya dianggap kurang bagus. Yang bagus adalah koi dengan bentuk hidung yang wajar, tidak terlalu menonjol, tapi juga tidak tenggelam dalam timbun-an daging.
Cacat rahang paling menentukan. Boleh jadi cacat ini disebabkan oleh penyakit gill root (akar insang) yang menyerang koi ketika masih kecil. Cacat yang disebabkannya sangat besar pengaruhnya terhadap penilaian koi. Kepala koi menjadi besar dan lebar, dan sangat tidak enak dipandang. Penyakit ini memang mempengaruhi bentuk mulut dan insang. Antara mata, mulut, dan rahang harus sama bagusnya dan membentuk suatu bangunan yang serasi dan sempurna.
4. Perbandingannya serasi
Perbandingan antara panjang, lebar, dan tinggi merupakan kunci bagus tidaknya koi. Yang dimak-sudkan di sini adalah angka paling besar antara perbandingan panjang badan dan tinggi adalah satu. Itu yang paling bagus. Namun pada umumnya angka rasio ini berkisar antara 1-2,6 hingga 1-3,0 dan biasanya angka ini sudah cukup memadai.
Obat dan Dosis

Euthanasia

Dalam memelihara ikan hias, ada kalanya kita dihadapkan pada suatu pilihan yang sulit, khususnya pada saat ikan kesayangan tersebut menderita suatu penyakit atau mengalami luka-luka yang parah. Keputusan untuk menentukan apakah harus mencoba mengakhiri penderitaan ikan tersebut (Euthanasia) atau mencoba menyembuhkannya merupakan hal yang sangat sulit, apalagi bila selama ini sudah terjalin keakraban antara pemilik dan ikan kesayangannya. Jika tindakan euthannasia diperlukan berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan..

Cara Euthanasia yang Dianjurkan
Perlu diingat bahwa ikan mempunyai rasa sakit dan stress, oleh karena itu, euthanasia perlu dilakukan secara manusiawi. Beberapa cara yang biasa dilakukan adalah:
Konkusi : Pada cara ini tubuh ikan dibungkus dengan kain tetapi kepalanya dibiarkan terbuka. Kemudian kepala ikan tersebut dipukulkan pada benda keras, sekeras mungkin. Bisa juga dilakukan dengan cara memukul kepala ikan tersebut dengan benda keras. Pastikan bahwa otak ikan tersebut telah rusak, kalau tidak, terdapat kemungkinkan ikan akan sadar kembali. Untuk memastikannya anda bisa gunakan gunting atau pisau untuk merusakkan otaknya.
Dekapitasi: Untuk ikan-ikan berukuran kecil, kepala ikan dapat dipisahkan dengan cepat menggunakan pisau atau gunting yang sangat tajam. Selanjutnya otak ikan tersebut segera dihancurkan. Ikan masih dapat tersadar selama beberapa saat setelah kepalanya terpisah, oleh karena itu, tindakan penghancuran otak ini diperlukan.
Pembiuasan overdosis: Cara ini termasuk sesuai untuk berbagai jenis ukuran ikan. Selain itu juga sesuai untuk melakukan Euthanasia bersama-sama pada ikan yang mengalami sakit secara masal. Caranya adalah dengan merendam ikan pada larutan obat bius ikan pada konsentrasi berlebih dan dalam waktu relatif lama.
Cara Euthanasia yang Tidak Dianjurkan:
  • Memasukan ikan kedalam lobang WC hidup-hidup dan menggelontornya dengan air
  • Mengeluarkan ikan dari dalam air, kemudian membiarkannya sampai mati.
  • Memasukkan ikan pada air mendidih.
  • Memasukkan ikan pada ari dingin (es)
  • Mendinginkan ikan secara perlahan-lahan
  • Mematahkan leher ikan tanpa diikuti dengan pengrusakan otak
Setelah melakukan Euthanasia, kuburlah ikan tersebut di tempat yang aman, agar tidak menimbulkan penularan yang tidak diperlukan. Jangan berikan ikan sakit tersebut sebagai pakan pada ikan lainya untuk menghindari penularan dan penyebaran penyakit pada ikan lainnya. Apabila akan diberikan sebagai pakan pada binatang lain, pastikan jenis penyakitnya tidak akan menulari binatang lain tersebut.
Sumber : O-FISH
Pemeliharaan Koi

Oksigen Sebagai Unsur Kehidupan

Memahami fungsi oksigen dalam kehidupan ikan sangatlah penting sebagai salah satu kunci pe-mahaman kita terhadap perawatan koi. Oksigen yang kurang dalam kolani akan nienyebabkan ikan mengalami berbagai kesulitan yang bisa merenggut nyawanya.
Akibat dari kekurangan oksigen, koi bisa mati pada pagi hari atau setelah melewati suatu hari yang panas. Bisa juga ikan akan mati setelah makan sangat banyak. Jika oksigen kurang di dalam kolam, koi tidak mau makan dan menyebabkan mereka lemah dan akhirnya mati. Koi yang kebanyakan makan akan banyak mengeluarkan kotoran. Kotor-an ini dan juga sisa makanan bisa membusuk. Pem-busukan yang ekstrim, bisa mengurangi kadar oksigen dalam air.
Tanda-tanda koi yang kekurangan oksigen ada-lah koi banyak berkumpul di pancuran, pemasukan air, atau mulai berenang di permukaan air. Jika hanya satu dua ekor yang bertingkah laku seperti itu mungkin tidaklah jadi masalah. Namun memang sebagian besar yang melakukannya, berarti oksigen dalam air kurang.
Untuk menanggulangi masalah kekurangan oksigen bisa ditempuh dengan menambahkan aerasi ke dalam kolam atau dengan membuat terjunan air. Untuk itu perlu peralatan yang lebih lengkap dalam kolam koi untuk menjamin tersedianya oksigen se-panjang hari.
Pemijahan

Persiapan Kolam

Kolam pemijahan tidak bisa dan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri. Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempur-na. Luas kolam pemijahan bisa bervariasi, mulai dari 3-6 m2 dengan kedalaman kolam 0,5 m. Lokasi kolam harus cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, jika mungkin terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang piaraan lainnya.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan tempat perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Bila kolam bulat, usahakan diameternya antara 1,5—2 m. Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk me-numbuhkan makanan alami yang dipakai untuk mensuplai makanan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6—10 m2, cukup memadai.
Bagi mereka yang mempunyai uang cukup, bisa melapisi kolam-kolamnya dengan bahan vinil, yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan bahan ini, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen atau bahan lain bisa dihilangkan. Jika bahan ini di-anggap terlalu mahal, cukup disediakan kolam semen yang sudah lama.
Bagaimana kalau tidak bisa disediakan ketiga kolam tersebut? Jika kita tetap nekat ingin memi-jahkan memang masih tersedia jalan. Jalan lain yang mengandung risiko terlalu berat harus ditempuh, jika kita hanya mempunyai kolam pemijahan. Tentunya dengan mengambil langkah-langkah jitu agar kolam tersebut bisa dipakai untuk berbagai keperlu-an.
Varietas Koi

Kohaku

Kohaku adalah varietas koi yang mempunyai badan putih dengan bercak merah pada badannya. Kohaku boleh dikatakan paling populer di antara varietas koi. Ini bisa dimaklumi sebab corak warna-nya langsung mengingatkan orang pada bendera ke-bangsaan Jepang. Dan tidaklah berlebihan bila Kohaku dianggap sebagai koi yang "pertama dan terakhir", karena umumnya pertama kali orang akan memilih Kohaku, lalu berpindah-pindah varietas,lantas pada akhirnya kembali lagi pada Kohaku.
Untuk mencapai coraknya yang sekarang, di-butuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan Kohaku. Dari seekor koi berwarna hitam lahirlah koi berpipi merah lewat suatu mutasi, yang lantas ngetop dengan nama "Hookazuki". Pada tahun 1800, dari "Hookazuki" ini lahirlah seekor koi berwarna putih. Koi berwarna putih ini lantas dikawin-kan dengan Higoi, lahirlah Haraka, yaitu koi putih dengan bercak-bercak merah. Haraka sendiri ber-arti berperut merah (Red belly). Kemudian ber-turut-turut lahirlah Hoo-Aka (berpipi merah), Era-Hi (berinsang merah). Sejak 1830 muncullah koi dengan sebagian kepala berwarna merah (Zukin-kaburi), koi berbibir merah (Kuchibeni), dan Sarasa yang mempunyai punggung berwarna merah dan putih. Pendek kata pada jaman Meiji, Kohaku sudah dikenal luas dan mulai dikembangkan secara khusus.
Warna putih pada Kohaku menjadi pusat perhatian untuk menentukan kualitas Kohaku. Warna putihnya harus bersih seperti warna salju, tidak boleh putih kekuningan, atau putih kecokelatan. Sedangkan untuk warna merah, yang dikehendaki adalah merah pekat tetapi cerah (terang). Warna merah ini ada dua, yaitu yang dasarnya ungu dan cokelat kekuningan. Yang pertama lebih pekat dan tidak mudah luntur, tetapi tidak halus. Sedangkan yang terakhir lebih halus dan tidak mudah luntur, tetapi sulit didapatkan.
Banyak ragam Kohaku. Jenis-jenisnya di antara-nya dibedakan berdasarkan banyaknya bercak merah pada punggungnya. Ada yang dua, tiga atau empat, tetapi ada juga yang hanya satu. Inazuma-Kohaku mempunyai warna merah menyerupai ben-tuk kilat di punggungnya. Gotenzakura adalah Kohaku yang mempunyai bercak merah yang seim-bang pada sisi kiri dan kanan punggungnya. Doitsu-Kohaku Napoleon adalah Kohaku Jerman yang mempunyai warna merah seperti topi Napoleon. Fuji Kohaku adalah Kohaku yang mempunyai gum-palan berwarna perak pada kepalanya. Mereka tam-pak sangat cantik. Namun kecantikannya akan hi-lang ketika umurnya dua tahun. Shiromuji adalah koi yang mempunyai badan berwarna putih biasa, sedangkan keseluruhan badan Akamuji berwarna merah biasa. Akumuji sering disebut sebagai Higoi. Higoi yang warnanya gelap disebut sebagai Benigoi atau Hiaka. Higoi dengan sirip putih akrab dipanggil sebagai Aka-Hajiro. Tancho-Kohaku adalah koi yang keseluruhan badannya berwarna putih dengan bercak merah pada bagian kepalanya.

 

Cacing Tanah, Hewan Kecil dengan Khasiat Besar



Cacing Tanah, Hewan Kecil dengan Khasiat Besar
      Kebanyakan orang merasa jijik pada hewan kecil berkulit licin berlendir seperti cacing tanah. Tapi tahukah Anda bahwa hewan kecil dan menjijikan seperti cacing tanah ternyata memiliki banyak khasiat. Banyak orang sembuh dari berbagai penyakit, tanpa efek samping setelah mereka mengkonsumsi ramuan ekstrak cacing tanah. Bahkan, tak sedikit produk kosmetik yang memanfaatkan bahan aktif yang terdapat pada cacing tanah sebagai substrat pelembut kulit, pelembab wajah, dan anti-infeksi.
      Cacing tanah ternyata tak hanya dimanfaatkan sebagai sebagai produk kosmetik saja, bahkan di negara Asia dan Afrika, cacing tanah yang telah dibersihkan dan dibelah kemudian dijemur hingga kering, mereka menjadikannya sebagai makanan obat (healing foods). Biasanya mereka membuatnya dengan cara disangrai atau digoreng kering, dan disantap sebagai keripik cacing. Hal ini diperkirakan dapat membantu menekan angka kematian akibat diare di negara-negara miskin Asia-Afrika.
      Ada dua jenis spesies cacing tanah yang terbukti berkhasiat, yaitu Lumbricus Rubellus (dikenal dengan cacing eropa atau introduksi) dan Pheretima Aspergillum (dikenal dengan nama cacing kalung atau dilong).
      Menurut beberapa penelitian para ahli bahwa cacing tanah mengandung kadar protein yang sangat tinggi, yaitu sekitar 76%, lebih tinggi dibandingkan dengan kadar protein yang terdapat pada daging mamalia (65%), ikan (50%) dan kacang kedelai yang hanya (45%). Cacing tanah juga mengandung 15 jenis asam amino esensial dengan kadar yang sangat tinggi. Zat ini biasa digunakan untuk menyempitkan atau melebarkan pembuluh darah. Penelitian lainnya menyebutkan, cacing tanah mengandung mineral dan sejumlah asam anorganik. Selain itu, binatang ini juga mengandung lumbrofebrin, lumbritin, terre strolumbrolysin, xanthine, adenine dan hypoxabthine.
      Berdasarkan beberapa sumber yang diperoleh dan juga pakar cacing menyatakan bahwa, terdapat banyak manfaat dan khasiat dari cacing tanah antara lain :
  • Terhadap sistem saraf (menyembuhkan typus, menghilangkan kejang, menurunkan panas, menghentikan nyeri).
  • Terhadap sistem kardiovaskular (menurunkan tekanan darah tinggi, menormalkan denyut jantung yang tidak teratur).
  • Terhadap sistem imunologi (meningkatkan daya tahan tubuh).
  • Terhadap sistem saluran pernafasan (sebagai bronchodilatator, menyembuhkan flu, batuk, asma, dan TBC).
  • Terhadap sirkulasi darah (mencegah pembentukan trombus, mencegah pembekuan darah, menghancurkan trombus, menurunkan kadar gula darah penderita diabetes).
  • Anti tumor (berasal dari ekstrak pheretima 912).
  • Menurunkan kadar kolesterol.
  • Meningkatkan nafsu makan.
  • Mengobati infeksi saluran pencernaan seperti, disentri, diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag.
  • Mengurangi pegal-pegal akibat keletihan maupun akibat reumatik.
  • Mengobati wasir, exim, alergi, luka dan sakit gigi.